Petugas pemadam kebakaran tengah beristirahat (REUTERS/Jason Lee) |
Gudang sumber ledakan digunakan menyimpan bahan kimia berbahaya seperti amonium nitrat, potasium nitrat dan kalsium karbida saat ledakan terjadi pada Rabu (12/8) malam waktu setempat. Pakar keselamatan kimia menyebut, kalsium karbida bereaksi keras jika terkena air dan menciptakan asetilena atau gas tanpa warna yang mudah terbakar.
Ada dua ledakan yang terjadi di Tianjin dengan selang waktu 30 detik. Ledakan kedua berkekuatan 7 kali lipat lebih besar dari ledakan pertama. Pakar menilai, ledakan kedua dipicu petugas pemadam yang menyiramkan air pada kalsium karbida. Ledakan asetilena juga bisa memicu ledakan amonium nitrat.
"Dalam pikiran saya, keberadaan amonium nitrat semakin mempermudah untuk menjelaskan besarnya kehancuran (akibat ledakan)," sebut pakar keselamatan kimia yang berbasis di California, David Legget seperti dilansirReuters, Jumat (14/8/2015).
Sedangkan Stuart Prescott, dosen senior jurusan Teknik Kimia University of New South Wales, Australia menyebutkan, air sangat direkomendasikan untuk memadamkan dua zat kimia jenis nitrat. Namun dibutuhkan bubuk kimia untuk memadamkan kalsium karbida.
"Kalsium karbida bereaksi terhadap air dan itu adalah reaksi keras yang beralasan, dan tentu saja karena itu menciptakan gas. Gas itu sendiri juga mudah terbakar," jelasnya.
Menanggapi hal ini, Wakil Kepala Divisi Propaganda Departemen Pemadam Kebakaran China, Lei Jinde membenarkan tim pemadam kebakaran yang pertama tiba di lokasi, memang menggunakan air untuk memadamkan ledakan pertama.
"Kami tahu ada kalsium karbida di dalam sana, tapi kami tidak tahu apakah bahan kimia itu sudah meledak. Pada saat itu, tidak ada yang tahu, tapi itu bukan karena pemadam kebakaran bodoh," ucap Lei kepada situs berita nasional ThePaper.cn.
Lei menambahkan, api membakar gudang yang berukuran besar dan para petugas pemadam saat itu tidak mengetahui pasti lokasi kalsium karbida itu disimpan. Sejauh ini, total 54 korban tewas, termasuk belasan pemadam kebakaran dan sekitar 700 orang lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan ini.
(nvc/ita)
Tidak ada komentar: