Science

Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Tube

Biologi

Fisika

Gaya Hidup

Hot News

Kelas 7

Kelas 8

» » » » » Sistem Ekskresi Pada Manusia 2 (Paru-Paru, Hati, Kulit)

Coba bayangkan, bagaimana jika banyak sampah menumpuk di dalam kamarmu? Apa yang akan kamu rasakan? Yap, pasti bau, sumpek, kotor, dan akan menjadi sumber penyakit. Lalu, apa yang harus kamu lakukan agar kamarmu tetap nyaman dan tidak menjadi sumber penyakit? Betul sekali, membuang sampahnya!

Begitupun dengan tubuh manusia, tubuh perlu membuang sampah agar tetap sehat. Proses pembuangan sampah yang dilakukan oleh tubuh ini dikenal sebagai sistem ekskresi. Apa itu sistem ekskresi? Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh.


Zat-zat sisa metabolisme ini antara lain seperti gas CO2, limbah nitrogen seperti urea, sisa perombakan sel darah merah seperti bilirubin, sampai kelebihan zat seperti kelebihan air (H2O), yang bisa dikeluarkan diantaranya melalui keringat dan juga urin. Pengeluaran zat-zat tersebut bertujuan agar zat-zat sisa dalam tubuh tidak meracuni organ lainnya.


Sistem ekskresi melibatkan organ-organ tubuh seperti ginjal, paru-paru, hati, dan kulit. Untuk pembahasan tentang ginjal, bisa kamu baca di artikel sebelumnya, ya. Kali ini, kita fokus ke pembahasan paru-paru, hati, dan kulit. Yuk, langsung aja kita bahas satu per satu!

1. Paru-Paru

Kamu pastinya sudah tidak asing ya, dengan organ paru-paru karena pembahasan tentang paru-paru pernah kamu pelajari pada bab sistem pernapasan. Nah, selain berfungsi sebagai organ pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai organ ekskresi, lho!


Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2)  yang merupakani limbah hasil metabolisme sel-sel tubuh, sehingga harus dikeluarkan ketika kita menghembuskan napas.

Detailnya begini, ketika kamu menarik napas, oksigen akan dibawa masuk ke dalam paru-paru dengan melewati beberapa saluran pernapasan, mulai dari hidung, lalu faring, laring, trakea, bronkus hingga sampai di paru-paru. Kemudian, di paru-paru, tepatnya di alveolus, akan terjadi pertukaran antara oksigen dengan karbondioksida.

Oksigen akan dipindahkan dari alveolus ke peredaran darah untuk selanjutnya diedarkan ke sel-sel tubuh. Oksigen lalu dipakai oleh sel-sel tubuh untuk melakukan metabolisme, sehingga sel-sel tubuh bisa beraktivitas. Hasil metabolisme ini menyisakan limbah dalam bentuk karbondioksida.

Karena karbondioksida adalah limbah, maka harus dibuang dari dalam tubuh. Oleh karena itu, karbondioksida dibawa dari sel-sel tubuh ke peredaran darah menuju ke alveolus. Karbondioksida dipindahkan dari peredaran darah ke alveolus untuk dikeluarkan oleh paru-paru saat kita menghembuskan napas.

Begitulah proses organ paru-paru ikut berperan sebagai organ ekskresi. Paham kan sampai sini?


 Ekskresi pada Paru-Paru

Sekarang lanjut yuk, ke pembahasan organ hati!

2. Hati

Sebagai organ yang berperan dalam sistem ekskresi, hati berfungsi untuk merombak sel-sel darah merah yang sudah tua atau rusak untuk menghasilkan bilirubin yang sifatnya beracun. Karena beracun, maka bilirubin harus diproses untuk bisa dikeluarkan dari dalam tubuh, salah satunya yaitu dikeluarkan bersamaan dengan urin.

Detail prosesnya begini, guys! Pertama-tama, di dalam hati, sel-sel darah merah yang sudah rusak akan dirombak. Kandungan hemoglobin pada sel darah merah yang sudah rusak lalu diuraikan menjadi senyawa hemin dan protein globin. Nah, hemoglobin sendiri merupakan protein pada sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen.

Protein globin hasil perombakan sel darah merah lalu akan diuraikan menjadi asam amino yang bisa digunakan untuk membentuk sel darah merah baru. Sementara itu, senyawa hemin (atau heme) akan diubah menjadi biliverdin dan zat besi. Zat besinya akan dibawa ke sumsum merah tulang untuk dipakai membentuk hemoglobin baru, sementara biliverdinnya akan diubah menjadi bilirubin.


Ekskresi pada Hati

Nah, bilirubin ini lalu akan ditambahkan oleh hati ke dalam cairan empedu. Empedu? Kayak gimana tuh?

Jadi, empedu merupakan cairan berwarna kehijauan yang berperan dalam pencernaan lemak di usus halus. Nah, di usus besar, bilirubin lalu akan dipisahkan dari komponen cairan empedu lainnya. Bilirubin tersebut lalu akan diproses lebih jauh membentuk sterkobilin, yang menjadi zat warna feses, dan urobilinogen.

Urobilinogen inilah yang selanjutnya dibawa ke ginjal dan diubah menjadi urobilin. Urobilin lalu diekskresikan bersamaan dengan urin sebagai zat warna urin.



Fungsi hati sebagai salah satu organ ekskresi manusia sangat kompleks. Dilansir dari Johns Hopkins Medicine, berikut fungsi hati dalam sistem eksresi manusia. 

1. Memproduksi cairan empedu Cairan empedu adalah cairan berwarna hijau. Fungsinya adalah mengikat dan memecah lemak di usus halus pada proses pencernaan. 

2. Mengeluarkan racun Semua aliran darah akan melewati organ hati. Pada saat inilah, hati akan menyaring toksin dan zat-zat berbahaya bagi tubuh. Zat tersebut kemudian akan dikeluarkan oleh empedu dan dibuang melalui urin dan feses. Proses ini menjaga agar tubuh tidak terpapar zat-zat berbahaya dan tetap sehat.

3. Mengolah sel darah merah yang telah mati Sel darah merah akan mati dalam beberapa bulan saja. Sel darah merah yang telah mati akan dipecah oleh hati menjadi zat-zat yang bisa digunakan kembali oleh tubuh. Sel darah merah akan dipecah menjadi globin, zat besi, dan senyawa hemin. Globin akan digunakan untuk membentuk sel darah baru. Zat besi akan disimpan di dalam hati. Sedangkan senyawa hemin akan digunakan oleh empedu untuk memproduksi bilirubin. 

4. Mengurai gas amonia Proses metabolisme protein akan menghasilkan amonia sebagai produk sisa. Amonia adalah zat yang berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, amonia ini akan disaring oleh hati dan diubah ke dalam bentuk urea. Urea ini adalah bentuk yang tidak lagi berbahaya bagi manusia. Kemudian, urea akan dibuang melalui urine. 

5. Mencegah infeksi Hati merupakan salah satu pendukung sistem imun. Hati akan menyaring bakteri yang berada di dalam aliran darah untuk mencegah infeksi.


Begitulah proses organ hati ikut berperan sebagai organ ekskresi.

Zat Warna Feses dan Urin

Fungsi hati lainnya dalam sistem ekskresi adalah untuk menguraikan asam amino, yang akan menghasilkan amonia dan urea yang sifatnya beracun. Oleh karena itu, amonia dan urea selanjutnya akan diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine. Bye-bye, urea dan amonia!


Sekarang, lanjut ke pembahasan organ terakhir, yaitu kulit!

3. Kulit

Fungsi kulit sebagai organ sistem ekskresi adalah untuk mengeluarkan keringat yang mengandung kelebihan air, garam mineral, maupun sedikit limbah nitrogen seperti urea, yang dapat meracuni tubuh. Keringat biasanya keluar ketika kita melakukan aktivitas, seperti berolahraga atau saat kita sedang kepanasan.


keringat adalah contoh hasil ekskresi

Duh, panas banget! (Sumber: giphy.com)


 


Kulit sendiri terdiri atas dua lapisan utama, yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis. Kita bahas satu per satu, ya!


 


a. Lapisan Epidermis (Kulit Ari)

Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar yang tersusun dari sel-sel epitel yang tersusun rapat dan mengandung senyawa keratin.


Bagian paling atas sel-sel epidermis terdiri dari sel-sel mati yang akan selalu mengelupas secara berkala, sehingga perlu digantikan oleh sel-sel kulit yang baru. Selain itu, di epidermis juga terdapat melanosit, berupa sel penghasil pigmen melanin yang menentukan warna kulit kita.


 


Lapisan Struktur Kulit Manusia


 


b. Lapisan Dermis (Kulit Jangat)

Lapisan dermis terdapat di bawah lapisan epidermis. Pada lapisan ini, terdapat otot penggerak rambut, pembuluh darah, serabut saraf, kelenjar minyak (glandula sebasea) yang berfungsi menghasilkan minyak pelumas kulit, dan kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang berfungsi menghasilkan keringat.


Kelenjar keringat memiliki pangkal yang menggulung dan saluran yang memanjang hingga ke pori-pori kulit. Nah, ketika kamu sedang beraktivitas di cuaca panas atau habis berolahraga, tubuh kamu pasti mengeluarkan keringat, kan? Hal itu bertujuan untuk ‘mendinginkan’ tubuh dengan cara mengeluarkan kelebihan panas tubuh. Tapi kok bisa gitu? Kaitannya dengan keringat gimana?


Detailnya begini, ketika kita berada di tempat yang panas, maupun ketika habis berolahraga, suhu tubuh kita akan meningkat. Hal ini lalu mendorong otak, tepatnya bagian hipotalamus di otak, untuk mengirimkan perintah ke kelenjar keringat agar aktif mengeluarkan keringat.


Nah, selain ada garam mineral dan limbah nitrogen seperti urea, di dalam keringat juga ada kandungan airnya, kan? Ketika dikeluarkan dari tubuh, air dalam keringat bisa menguap atau berubah menjadi uap air dengan memanfaatkan kelebihan panas tubuh. Ini nih, bagaimana keringat juga ikut membantu mengeluarkan kelebihan panas tubuh.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply